5 Contoh Bahaya di Tempat Kerja yang Sering Terjadi

Saat memasuki lingkungan kerja, terkadang orang tidak menyadari bahwa ada berbagai jenis bahaya yang dapat mengancam keselamatan. Dari bahaya mesin yang kurang perawatan hingga bahan kimia beracun, risiko kecelakaan kerja bisa muncul dari berbagai sumber. Di sinilah pentingnya mengenali dan memahami jenis-jenis bahaya di tempat kerja. Dengan memahami itu semua, Anda bisa lebih menjaga diri dan rekan kerja agar tetap aman dari potensi bahaya.

Pentingnya Keselamatan di Tempat Kerja

Keselamatan di tempat kerja bukanlah hal yang seharusnya diabaikan. Baik Anda bekerja di kantor, pabrik, atau di lapangan, risiko kecelakaan selalu ada. Namun, harus diakui pekerja lapangan sering kali menghadapi risiko yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rekan mereka yang bekerja di dalam ruangan.

Sebagai contoh, pekerja konstruksi, teknisi jaringan, atau petugas pemadam kebakaran sering terlibat dalam tugas yang melibatkan peralatan berat, ketinggian, atau lingkungan yang tidak terkontrol.

Bayangkan seorang teknisi jaringan yang harus memasang kabel di atas tiang listrik di tengah cuaca buruk. Risiko jatuh, tersengat listrik, atau bahkan terkena objek jatuh merupakan ancaman nyata yang harus mereka hadapi setiap hari. Begitu pula dengan pekerja konstruksi, atau petugas pemadam kebakaran yang harus masuk ke dalam bangunan yang terbakar untuk menyelamatkan nyawa. Jika sampai mengabaikan keselamatan kerja, risiko terburuk bisa saja terjadi.

Keselamatan di tempat kerja adalah prioritas yang harus dipahami dan diimplementasikan oleh setiap perusahaan, terutama bagi pekerja lapangan yang memiliki risiko tinggi mengalami kecelakaan kerja. Dengan tetap mengutamakan keselamatan, Anda bisa bekerja dengan tenang.

Faktor Penyebab Kecelakaan Kerja 

Secara garis besar, ada 3 faktor yang bisa menyebabkan kecelakaan di tempat kerja. Untuk lebih jelasnya, berikut ketiga faktor yang perlu diwaspadai:

1. Faktor Teknis

Faktor teknis ini berkaitan erat dengan hal-hal teknis. Beberapa hal yang termasuk dalam faktor ini antara lain kondisi tempat kerja, peralatan kerja, bahan, transportasi, dan alat kerja.

Tempat kerja harus memenuhi syarat keselamatan seperti ukuran ruangan, penerangan yang cukup, ventilasi udara yang baik, dan lantai yang rata agar tidak membahayakan karyawan. Kondisi peralatan kerja juga harus diperhatikan, karena peralatan yang tidak memenuhi persyaratan keamanan atau sudah tua bisa saja meningkatkan risiko kecelakaan pada penggunanya. Begitu juga dengan penggunaan alat transportasi yang tidak sesuai atau kondisi jalan yang buruk. Semua itu juga bisa meningkatkan risiko kecelakaan kerja.

2. Faktor Non-Teknis

Selain faktor teknis, kecelakaan kerja juga bisa terjadi karena faktor non-teknis, seperti ketidaktahuan, kemampuan yang kurang, keterampilan yang kurang, kurang serius dalam bekerja, dan bekerja tanpa peralatan keselamatan.

Ketidaktahuan tentang cara menggunakan mesin dan peralatan kerja dapat menyebabkan kecelakaan. Padahal, pendidikan dan kemampuan teknis ini sangat penting. Karena harus diakui, orang yang ahli biasanya cenderung lebih berhati-hati dalam bekerja.

Selain itu, keterampilan yang kurang juga dapat meningkatkan risiko kecelakaan. Padahal melalui latihan secara terus menerus, kesalahan dan angka kecelakaan bisa saja ditekan.

Perilaku yang kurang tepat, seperti bermain-main dalam bekerja atau kurang fokus dan ceroboh juga bisa mengakibatkan kecelakaan. Begitu juga dengan kebiasaan bekerja tanpa menggunakan peralatan keselamatan yang sesuai dengan pekerjaan. Tentu saja, ini bisa meningkatkan risiko kecelakaan kerja.

3. Faktor Alam

Harus diakui, faktor alam merupakan penyebab kecelakaan kerja yang tidak dapat dihindari sepenuhnya. Misalnya saja seperti gempa bumi, banjir, dan tornado/puting beliung. Meski perusahaan telah mempersiapkan segalanya, faktor alam seperti gempa bumi masih sulit diprediksi dan dapat menyebabkan kecelakaan.

Banjir juga merupakan ancaman serius karena dapat merusak peralatan dan membahayakan keselamatan pekerja. Selain itu, tornado atau puting beliung juga dapat menghancurkan segala sesuatu di sekitarnya, sehingga penting untuk tetap waspada dan siaga saat cuaca buruk.

Tipe Bahaya di Tempat Kerja, Termasuk Bahaya Fisika 

Kecelakaan kerja memang menjadi risiko yang paling umum terjadi di segala bidang usaha. Maka dari itu, penting bagi Anda mengetahui jenis-jenis bahaya yang bisa terjadi pada pekerjaan yang sedang ditekuni. Dengan begitu, Anda bisa lebih berhati hati dan waspada terhadap kecelakaan kerja. Lantas, apa saja contoh bahaya di tempat kerja? Simak ulasan berikut ini!

1. Bahaya Kerja Ergonomi

Bagi Anda yang berkecimpung di dunia kerja berkaitan dengan gadget, maka ada bahaya yang perlu diwaspadai. Risiko kerja ergonomi ini akan dialami bagi Anda yang banyak menghabiskan waktu di depan layar komputer.

Istilah bahaya ini disebut dengan repetative stain injuries atau cedera akibat adanya gerakkan repetitif dalam waktu yang lama. Risiko kerja ergonomi merupakan cedera persendian karena kesalahan gerak atau ketegangan otot yang terjadi secara terus menerus.

Untuk menghindari hal ini terjadi, maka Anda harus mengetahui posisi duduk yang benar saat seharian berada di depan komputer atau laptop. Pastikan menggunakan meja serta kursi pendukung dan meregangkan otot agar tidak terjadi bahaya tersebut.

2. Bahaya Bekerja Pada Sektor Kimia

Bagi Anda yang berkecimpung  di lingkungan dengan zat kimia berbahaya dan beracun, maka tidak luput dari risiko kecelakaan kerja. Contoh bahaya di tempat kerja yang bisa Anda alami meliputi reaksi alergi di kulit, mata, hingga keluhan medis pada bagian pernapasan.

Biasanya, zat kimia yang beracun dapat menyebabkan seseorang mengalami fibrosis paru-paru. Untuk meminimalisir bahaya tersebut, maka pastikan Anda menggunakan semua perlengkapan keamanan yang diwajibkan.

Apalagi jika Anda berkecimpung di area berbahaya tersebut dalam kurun waktu yang lama. Maka, sangat perlu tindakan pencegahan agar tidak mengalami risiko kecelakaan kerja yang berpengaruh buruk pada kesehatan Anda.

3. Bahaya Kerja Biologi

Bahaya kerja biologis paling mengancam pada tenaga kesehatan. Bahaya ini berasal dari berbagai mikroorganisme, seperti tumbuhan maupun hewan yang mengancam kesehatan manusia.

Terdapat berbagai macam penyakit akibat bakteri dan virus, seperti hepatitis B dan C, HIV atau AIDS, hingga tuberkulosis yang rentan menular ke tenaga kesehatan.

Contoh bahaya di tempat kerja ini juga dapat mengancam kesehatan mereka yang bekerja dengan hewan. Para pekerja ini rentan terkena penyakit seperti antraks dan rabies.

Untuk mencegah dan menurunkan risiko bahaya akibat mikroorganisme yaitu dengan cara vaksinasi. Meskipun tubuh terkena bahaya tersebut, namun tubuh memiliki imunitas yang mengurangi gejala penyakit yang timbul.

4. Bahaya Kerja Fisik Pada Pekerja

Jenis bahaya fisik yang bisa terjadi pada Anda dapat berupa vibrasi, suhu lingkungan, hingga vibrasi. Bising secara konstan dapat dirasakan oleh pekerja konstruksi bangunan dan menimbulkan efek yang buruk bagi telinga seperti ketulian.

Sedangkan vibrasi akibat penggunaan mesin dalam waktu lama akan menyebabkan mual, nyeri otot, bahkan gangguan pembuluh darah.

5. Bahaya Kerja Psikologis

Selain dapat mempengaruhi fisik, lingkungan kerja juga dapat menyebabkan gangguan psikologis. Hal yang paling sering menyebabkan adalah stres akibat perubahan jenis pekerjaan, tanggung jawab, hingga lingkungan kerja.

Gangguan psikologis yang termasuk ke dalam contoh bahaya di tempat kerja ini bisa diatasi dengan mengatur waktu dengan baik, dan beristirahat.

Langkah-Langkah Meminimalisir Kecelakaan Kerja dengan Prosedur K3 (<H2>)

Perusahaan harus memperhatikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) demi menjaga keamanan karyawan saat sedang menjalankan tugasnya. Melalui langkah-langkah pencegahan yang terstruktur, perusahaan dapat meminimalisir risiko kecelakaan kerja. Berikut langkah-langkah pencegahan kecelakaan kerja K3 yang bisa diimplementasikan:

1. Identifikasi semua bahaya

Langkah pertama dalam mencegah kecelakaan kerja adalah dengan mengidentifikasi potensi bahaya di tempat kerja. Kenali apakah ada mesin yang berbahaya, bahan kimia beracun, atau kondisi lingkungan yang berbahaya. Intinya, identifikasi semua faktor risiko yang berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja.

2. Evaluasi risiko yang ada

Setelah bahaya diidentifikasi, penting untuk mengevaluasi risiko yang terkait dengan masing-masing bahaya tersebut. Dengan melakukan evaluasi risiko yang cermat, perusahaan dapat menentukan apakah langkah-langkah pencegahan tambahan diperlukan.

3. Menerapkan langkah-langkah pengendalian risiko

Langkah selanjutnya adalah mengembangkan dan menerapkan langkah-langkah pengendalian risiko yang efektif. Ini bisa mencakup menggunakan peralatan pelindung diri, memasang tanda peringatan, menyesuaikan lingkungan kerja untuk memastikan keamanannya, dan langkah-langkah lain sesuai dengan hasil evaluasi risiko.

4. Adakan pendidikan dan pelatihan

Memberikan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan tentang risiko potensial di tempat kerja, serta cara untuk menghindari kecelakaan penting untuk dilakukan. Semakin karyawan memahami bahaya dan cara mengatasinya, semakin kecil pula kemungkinan terjadinya kecelakaan.

5. Melakukan inspeksi rutin

Melakukan inspeksi rutin pada peralatan, mesin, dan lingkungan kerja adalah langkah yang sangat penting untuk memastikan bahwa semuanya aman. Inspeksi ini dapat membantu mendeteksi potensi masalah sebelum menyebabkan kecelakaan.

6. Komunikasi dan melibatkan karyawan

Keterlibatan karyawan dalam program K3 sangat penting. Melibatkan mereka dalam proses pengambilan keputusan, meminta masukan mereka, dan memberikan umpan balik akan meningkatkan kesadaran keselamatan dan kesehatan di tempat kerja.

7. Monitoring dan evaluasi

Langkah terakhir yang juga penting untuk dilakukan adalah memantau dan mengevaluasi efektivitas langkah-langkah pencegahan yang telah diimplementasikan. Dengan memantaunya secara berkala, perusahaan dapat mengetahui apakah ada area yang perlu diperbaiki atau ditingkatkan.

Setiap pekerjaan memiliki risiko kesehatan masing-masing yang patut Anda waspadai. Untuk itu, Anda perlu mengatur waktu sebaik mungkin agar tempat kerja yang digunakan mencari nafkah tidak malah menjadi sumber penyakit. Selain itu, cobalah beristirahat dan refreshing agar terhindar dari bahaya kerja psikologis, fisik, biologi, kimia, dan ergonomi.

Agar pikiran tenang saat bekerja lindungi diri Anda dengan Asuransi Kecelakaan Diri Garda Me. Pada dasarnya Asuransi Kecelakaan Diri memproteksi Anda dari risiko yang diakibatkan kecelakaan. Perlindungan diri dari Garda Me bisa Anda dapatkan, dengan premi mulai 50 ribu/tahunnya.

Jadi sebagai langkah antisipasi, lindungi diri Anda dari risiko kecelakaan yang mungkin terjadi kapan dan di mana saja dengan asuransi dari Garda Me. Asuransi Garda Me memberikan perlindungan utama berupa santunan meninggal dunia atau cacat tetap keseluruhan akibat kecelakaan. Pastikan Garda Me menjaga aktivitas Anda setiap hari, sepanjang tahun. #PeaceofMind