Ingin Traveling sebagai Backpacker? Simak Dulu Tips Berikut Ini

Ingin Traveling sebagai Backpacker? Simak Dulu Tips Berikut Ini

Banyak orang menganggap bahwa liburan identik dengan aktivitas yang mahal. Padahal, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Anda tetap bisa berlibur secara hemat jika menjadi seorang backpacker. Gaya liburan tersebut punya kekurangan dan kelebihan tersendiri yang harus Anda pertimbangkan sebelum memilihnya.

Mulai sekarang, Anda tak perlu membatalkan rencana liburan hanya karena kendala biaya. Kenali apa itu backpacking serta tips backpacker secara cermat untuk merealisasikan liburan impian dalam waktu dekat.

Apa Itu Backpacker? 

Kata backpacker adalah sebutan untuk orang yang melakukan backpacking, yaitu metode liburan yang mengutamakan kepraktisan serta biaya murah. Kata backpacker berawal dari ransel besar yang biasanya digunakan dalam perjalanan liburan. Jenis tas tersebut menjadi prioritas karena bentuknya simpel dan kapasitasnya besar sehingga mendukung mobilitas selama berlibur.

Para backpacker biasanya tidak hanya mengunjungi satu tempat, melainkan berpindah ke beberapa tempat untuk mendapatkan pengalaman liburan yang menakjubkan. Jika dibandingkan dengan turis pada umumnya, backpacker cenderung lebih suka menjelajahi tempat-tempat terpencil yang sulit dijangkau serta berinteraksi dengan masyarakat lokal. Gaya liburan ini dianggap lebih bermakna dan menyenangkan daripada hanya mengikuti paket perjalanan yang sudah diatur agen wisata.

Beberapa prinsip yang dijalankan seorang backpacker ketika berlibur, yaitu:

  • Bebas (independent): seorang backpacker tidak membeli paket wisata dari agen perjalanan mana pun sehingga setiap rencana liburannya disusun secara mandiri. Beberapa hal yang wajib diurus meliputi bujet perjalanan, destinasi wisata dan tempat makan yang ingin dikunjungi, serta penginapan.
  • Praktis (travel light): backpacking mengharuskan orang membawa barang seminimal mungkin, bahkan tidak pernah membawa koper. Sebagian kebutuhan pribadi bisa dibeli di tempat tujuan, sedangkan pakaian yang sudah kotor bisa dicuci di jasa binatu.
  • Murah (travel cheap): prinsip utama berikutnya yang dipegang teguh oleh para backpacker adalah liburan dengan biaya murah. Selain memilih hotel dan makanan yang murah, dahulu backpacker juga terbiasa menumpang kendaraan lain untuk sampai ke tempat tujuan (dikenal dengan istilah hitchiking).
  • Mendapatkan Wawasan Luas (educated): menjalani backpacking bukan sekadar tentang liburan murah ke kota atau negara lain. Lebih dari itu, seorang backpacker akan mendapatkan banyak wawasan baru tentang tempat-tempat yang dia singgahi, perbedaan budaya pada setiap destinasi liburan, tips perjalanan lainnya. Kelebihan inilah yang membuat wawasan backpacker kian bertambah setiap kali selesai berlibur.

Bagaimana Sejarah Munculnya Backpacker?

Para pengamat wisata menganggap bahwa cikal bakal backpacking diprakarsai oleh seorang petualang asal Italia bernama Giovanni Francesco Gemelli Careri. Setelah menamatkan pendidikan hukum, Giovanni memulai perjalanan backpacking menelusuri beberapa negara Eropa, antara lain Perancis, Jerman, Spanyol, dan Hungaria.

Meskipun sempat kembali ke kota kelahirannya untuk melanjutkan pendidikan, hal tersebut tidak menyurutkan kecintaan Giovanni terhadap dunia backpacking. Giovanni sempat menulis dua buku tentang perjalanan liburannya di Eropa. Bahkan, pria kelahiran tahun 1651 tersebut sempat melakukan petualangan keliling dunia selama 5 tahun hingga akhirnya menulis buku populernya yang berjudul Giro Intorno al Mondo (1699).

Selanjutnya, liburan dengan gaya backpacking turut dipopulerkan komunitas bernama Hippies pada era 1950-1970-an. Kala itu, kaum Hippies yang berasal dari Amerika melakukan perjalanan menuju Eropa dan Asia Selatan. Beberapa negara yang berhasil disinggahi para Hippies, yaitu, Inggris, Perancis, Polandia, Jerman, Italia, Turki, Iran, Afghanistan, Pakistan, India, Nepal, Bangladesh, dan Bangkok. Jalur backpacking yang pernah dilewati kaum Hippies tersebut kini dikenal dengan sebutan Hippies Trail.

Kala itu, kaum Hippies melakukan perjalanan menantang karena keterbatasan informasi serta harus menumpang berpindah-pindah dari satu kendaraan ke kendaraan lainnya. Kini, perjalanan para backpacker tentu tidak serumit petualangan para Hippies karena didukung kecanggihan teknologi, internet, serta ketersediaan moda transportasi umum yang semakin variatif.

Apa Saja Tipe Backpacker?

Tipe backpacker dapat diklasifikasikan  berdasarkan tujuan dan latar belakang sebagai berikut:

  • Flashpacker: orang-orang yang menjadi flashpacker biasanya berusia 20 hingga 40 tahun. Para flashpacker menyukai kebebasan dan punya bujet cukup besar tetapi tidak memiliki banyak waktu. Karakteristik tersebut membuat waktu liburan flashpacker lebih terbatas dan ditunjang moda transportasi modern yang praktis, seperti pesawat terbang dan kereta cepat. Kendati demikian, gaya liburan flashpacker jauh dari kesan mewah dan tetap terasa menantang.
  • Gap-packer: istilah ini digunakan untuk menyebut anak muda yang melakukan backpacker di antara jeda waktu kegiatan akademik. Misalnya, siswa yang baru lulus SMA dan belum mendapatkan jadwal masuk kuliah memanfaatkan waktu luangnya untuk backpacking. Aktivitas tersebut dianggap lebih bermanfaat dan memberikan banyak pengalaman hidup daripada hanya bersantai di rumah.
  • Ultralight backpacker: orang-orang yang mengusung gaya backpacker ini membawa barang-barang lebih sedikit daripada backpacker Tas yang digunakan juga lebih kecil dan bobotnya lebih ringan karena mengutamakan kepraktisan
  • Interested-Themed backpacker: para backpacker dari golongan ini melakukan perjalanan ke tempat-tempat yang sesuai dengan hobi dan minat masing-masing. Misalnya, orang yang hobi fotografi akan pergi ke tempat-tempat yang bentang alamnya menakjubkan untuk dipotret, sedangkan orang yang hobi mengamati flora fauna padang gurun akan mengunjungi negara yang memiliki gurun.
  • Beerpacker: tujuan utama para backpacker dengan gaya ini adalah menjelajahi tempat-tempat hiburan malam di berbagai destinasi untuk berpesta sambil menikmati alkohol. Tujuan ini sebenarnya tidak aneh sebab setiap daerah atau negara pasti memberikan pengalaman hiburan malam yang berbeda.
  • Sexpacker: para backpacker dari kalangan ini memiliki kehidupan seksual yang sangat aktif sehingga berinisiatif mencari partner seks dari berbagai destinasi yang dikunjungi. Namun, hingga saat ini mayoritas backpacker asal Asia menganggap motivasi backpacking ini sangat tabu dan bertentangan dengan adat ketimuran.

Kelebihan dan Kekurangan Menjadi Backpacker 

Mencari tips backpacker kini semakin mudah karena Anda bisa mengandalkan informasi dari internet. Namun, bukan berarti Anda boleh melakukan backpacking hanya bermodalkan info di dunia maya. Sebaiknya Anda mengenali kelebihan dan kekurangan menjadi backpacker berikut ini sebelum menentukan gaya liburan:

Kelebihan Menjadi Backpacker:

  • Mewujudkan rencana perjalanan yang lebih fleksibel karena waktunya tidak dibatasi pihak agen perjalanan.
  • Menghemat bujet libur secara efektif karena setiap biaya yang akan dikeluarkan diatur secara mandiri.
  • Mendapat banyak kesempatan untuk menjelajahi tempat-tempat wisata menarik yang jarang diketahui banyak orang.
  • Meminimalkan konflik yang rawan terjadi jika berlibur bersama orang-orang terdekat, seperti keluarga dan sahabat.
  • Membuat proses pengambilan keputusan berlangsung lebih cepat dan praktis karena tidak perlu mempertimbangkan pendapat orang lain.
  • Memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan banyak teman baru selama berlibur.

Kekurangan Menjadi Backpacker:

  • Membuat Anda hanya bisa bergantung pada diri sendiri dalam banyak hal, mulai dari bangun tepat waktu, berfoto sendiri, hingga merawat diri sendiri jika tiba-tiba sakit. Tidak ada orang terdekat yang dapat diminati bantuan atau diajak berunding ketika hendak melakukan sesuatu selama berlibur.
  • Mengancam keselamatan perjalanan ketika orang asing tahu bahwa Anda sedang sendirian, terutama kaum wanita.
  • Memperbesar risiko menjadi korban penipuan (scam) karena tidak ada orang terdekat yang mengingatkan untuk tetap waspada.
  • Menyebabkan rencana perjalanan jadi berantakan bila bujet liburan Anda terlalu sedikit dan telanjur habis akibat hal-hal tidak terduga.
  • Mengalami gegar budaya (culture shock) karena tidak ada pihak khusus yang memandu perjalanan liburan Anda.
  • Meningkatkan risiko terjangkit penyakit endemi bila tanpa sengaja memasuki kawasan rawan penyakit.

Apa Saja Tips untuk Menjadi Seorang Backpacker?

Jika Anda berencana liburan dengan gaya backpacker, maka sebaiknya Anda menyimak tips travelling sendiri berikut ini dan mempraktikkannya secara telaten:

  • Kenali kota atau negara tujuanmu terlebih dahulu: tips backpacker pertama yang wajib dipahami adalah mengumpulkan referensi lengkap seputar kota atau negara tujuan. Kamu harus mencari tahu seputar destinasi wisata, budaya, serta hal penting lainnya tentang tempat yang ingin kamu singgahi. Berbagai informasi tersebut akan membuat persiapan liburanmu matang sehingga perjalanan berlangsung lancar.
  • Pilih destinasi yang cocok bagi backpacker: tidak semua kota atau negara tujuan liburan cocok untuk konsep backpacking. Situasi yang kurang aman serta biaya hidup mahal bisa mengganggu kenyamanan Anda selama menjadi Oleh sebab itu, Anda harus cermat memilih destinasi yang tepat untuk mendukung kelancaran aktivitas backpacking.
  • Cari tiket transportasi dan penginapan murah: langkah selanjutnya yang mesti dilakukan adalah berburu tiket transportasi dan penginapan murah. Anda berpeluang mendapatkan harga murah jika sudah mencarinya sejak jauh hari. Jadi, alangkah lebih baik bila persiapan liburan tidak dilakukan secara mendadak untuk menghemat bujet. Usahakan memilih penginapan di lokasi strategis sehingga Anda bisa bepergian secara mudah dengan cara jalan kaki.
  • Bawa barang secukupnya: backpacking juga identik dengan barang bawaan secukupnya. Hindari membawa barang dengan jumlah berlebihan supaya tidak menambah beban ransel secara signifikan. Beberapa barang pribadi seperti peralatan kebersihan dan camilan bisa dibeli di tempat tujuan sehingga kamu tidak perlu membawanya sebagai perbekalan.
  • Jaga kesehatan secara telaten: memutuskan menjadi backpacker berarti mengharuskan Anda untuk menjaga kesehatan secara telaten selama berlibur. Anda harus mengonsumsi makanan bergizi dan higienis serta beristirahat yang cukup setiap hari. Jika stamina mulai menurun, luangkan waktu istirahat lebih banyak supaya Anda tidak telanjur sakit.
  • Lindungi barang-barang berharga: barang-barang berharga seperti smartphone, tablet PC, kamera, dan paspor membutuhkan perhatian khusus selama Anda melakukan backpacking. Simpanlah barang-barang tersebut di tempat aman yang tidak mudah diakses pelaku kriminal. Periksalah keberadaan barang-barang berharga secara berkala untuk memastikan tak ada yang tertinggal atau hilang.
  • Siapkan dana darurat: salah satu tujuan utama backpacking adalah menghemat pengeluaran. Namun, bukan berarti Anda boleh membawa uang dengan jumlah pas-pasan. Alangkah lebih baik bila Anda menyiapkan dana darurat untuk mengantisipasi risiko tak terduga. Nantinya, dana darurat tidak akan habis jika rencana perjalanan liburan Anda berlangsung lancar.

Persiapan liburan ala backpacker bukan hanya tentang kondisi fisik, wawasan, dan dana darurat. Hal penting lainnya berupa asuransi perjalanan tentu tak boleh luput dari perhatian. Sekarang, ada asuransi Garda Trip yang siap memberikan perlindungan bagi perjalanan domestik maupun internasional.

Asuransi persembahan Astra ini memberikan proteksi terhadap risiko berbagai gangguan perjalanan seperti pembatalan dan keterlambatan, penyakit dan cedera yang muncul saat melakukan perjalanan, kecelakaan diri, hingga jaminan bagasi dan barang pribadi. Momen traveling jadi aman dan nyaman dengan dukungan penuh dari Garda Trip. Jadi, Anda tak perlu ragu mewujudkan keinginan backpacking ke destinasi favorit dalam waktu dekat.