Apa Itu Crossover? Fungsi, Jenis, dan Cara Kerjanya

Apa Itu Crossover? Fungsi, Jenis, dan Cara Kerjanya

Di era digital dan teknologi yang semakin canggih, semakin banyak fitur-fitur teknologi terbaru yang disematkan pada bidang otomotif, seperti halnya penempatan sistem audio pada sebuah kendaraan.

Setiap kendaraan pastinya sudah dilengkapi dengan sistem audio yang semakin canggih, setiap tahunnya. Sistem ini disebut dengan crossover, yang mana sistem tersebut berfungsi untuk memberikan atau membagi frekuensi pada beberapa speaker yang ada di dalam mobil.

Tidak sedikit, perusahaan otomotif yang berlomba untuk menghadirkan speaker dengan sistem audio terbaik, seperti Harman Kardon, Bose, Pyle, Alpine, dan lain sebagainya. Berbagai perangkat tersebut telah menggunakan teknologi audio paling canggih untuk memanjakan telinga penumpangnya. Crossover merupakan salah satu komponen paling penting yang dapat menghasilkan kualitas suara terbaik.

*Baca Juga: Penyebab dan Cara Mengatasi Storing Audio Pada Mobil

Namun, apakah Anda sudah mengetahui apakah yang dimaksud dengan crossover? Apa fungsinya, jenis dan bagaimana cara kerjanya pada sebuah kendaraan? Dalam artikel ini kami akan membahas dan membantu untuk mengatasi semua kebingungan Anda terkait sistem audio ini.

Apa Itu Crossover?

Crossover adalah sebuah perangkat elektronik yang dapat mengubah satu sinyal audio menjadi beberapa bagian berdasarkan frekuensi. Jadi, sinyal input tunggal dapat dipisahkan menjadi bagian mulai dari frekuensi rendah, menengah hingga tinggi, Hal ini bisa digambarkan seperti sebuah jalan yang terbagi menjadi tiga jalur yang harus diambil dan crossover berfungsi sebagai tanda yang mengarahkan setiap frekuensi menuju tempatnya masing-masing.

Sederhananya, crossover digunakan untuk menentukan kualitas suara yang dihasilkan oleh sistem audio dengan melihat caranya membagi frekuensi pada speaker yang ada di mobil. Dengan adanya komponen ini, maka Anda bisa mendengarkan radio, musik, dan panggilan suara yang jernih ketika berkendara.

Fungsi Crossover

Setiap sistem audio pasti membutuhkan crossover untuk mengarahkan frekuensi yang tepat. Sistem ini digunakan untuk menentukan kualitas suara yang dihasilkan dari audio kendaraan. Tanpa adanya sistem audio seperti crossover, maka suara dari speaker mobil akan terdengar sumbang dan tidak optimal.

Crossover memiliki sistem tiga arah, yaitu tweeter, driver midrange, dan subwoofer. Tweeter merupakan jenis speaker yang dapat menghasilkan frekuensi lebih tinggi sehingga akan memberikan level akustik yang lebih tinggi. Frekuensi audio yang dimiliki sekitar 5.000 Hz – 20.000 Hz.

Untuk sistem drive midrange digunakan untuk menghasilkan suara dalam rentang frekuensi dari 250 Hz – 2.000 Hz. Speaker ini dikenal juga sebagai squawker. Sedangkan subwoofer merupakan komponen perangkat audio mobil yang berfungsi sebagai penghasil suara dengan frekuensi audio yang rendah. Umumnya frekuensi ini menghasilkan suara dalam rentang 10 Hz – 200 Hz.

Cara Kerja Crossover

Perusahaan yang memproduksi crossover, mengimplementasikannya melalui sebuah filter. Filter ini nantinya akan digunakan untuk menurunkan volume rentang frekuensi audio target. Seperti yang sudah dijelaskan mengenai fungsi crossover yang akan membagi frekuensinya menjadi beberapa bagian, yaitu tweeter, driver midrange, dan subwoofer.

Terdapat tiga komponen penting untuk filter ini, yaitu kapasitor, induktor, dan resistor. Kapasitor merupakan komponen listrik yang terbuat dari 2 lapisan konduktor. Kapasitor berfungsi untuk memblokir DC dan melewatkan AC yang membuatnya baik untuk digunakan pada frekuensi rendah.

Induktor merupakan komponen yang menyimpan energi melalui medan elektromagnetik dan membagikannya. Induktor tidak cocok digunakan pada frekuensi tinggi, itulah sebabnya sistem audio ini hanya menggunakan frekuensi yang lebih rendah seperti bass untuk diteruskan ke driver speaker.

Selanjutnya, resistor merupakan komponen listrik dengan sifat resistif. Resistor dapat menurunkan volume dari frekuensi dan membantu membuat crossover bekerja. Sederhananya, kapasitor digunakan untuk menurunkan suara frekuensi nada rendah, induktor digunakan untuk menurunkan frekuensi nada tinggi, dan resistor digunakan untuk menurunkan kedua frekuensi secara bersamaan.

Jenis-jenis Crossover

Nah, crossover ini dibagi lagi menjadi dua, yaitu sistem audio aktif dan pasif.

  • Crossover pasif tidak membutuhkan daya dan menyediakan kontrol terbatas untuk volume dari setiap channel. Sistem ini membatasi kontrol dengan membiarkan volume tweeter disesuaikan terhadap volume woofer. Umumnya jenis ini ditempatkan di antara amplifier dan speaker atau bagian, sehingga dapat memperkuat sinyal ke tujuan yang tepat.

Kekurangan dari speaker ini biasanya diimplementasikan oleh produsennya dengan kurang akurat, sehingga menghasilkan kualitas audio yang rendah.

  • Crossover aktif membutuhkan sumber daya tambahan dan sedikit lebih rumit untuk dipasang. Sistem audio ini berada di antara penerima dan amplifier dan bekerja dengan sinyal tingkat rendah yang tidak diperkuat. Pada beberapa kasus, crossover ini memungkinkan pengontrolan volume secara relatif pada setiap frekuensi.

Kelebihan crossover aktif adalah memiliki fungsi sebagai equalizer dan memungkinkan amplifier untuk fokus hanya pada frekuensi yang Anda ingin tingkatkan. Oleh karena itu, sistem audio jenis ini menjadi pilihan yang tepat untuk meningkatkan kualitas audio. Beberapa sistem audio mobil memang memiliki crossover pasif yang cukup baik, namun ada beberapa juga yang tidak.

*Baca Juga: Cara Mudah Rawat Audio Mobil

Cara memasang sistem audio memang lebih rumit dan relatif lebih mahal, namun kualitas hasil audio yang diberikan sangat baik dan Anda dapat menggunakannya dengan mudah.

Itulah beberapa penjelasan yang perlu Anda ketahui mengenai crossover. Pemilihan sistem audio yang tepat dapat meningkatkan pengalaman berkendara yang menyenangkan. Oleh karena itu, agar Anda merasa nyaman saat berkendara, lebih baik menggunakan asuransi. Asuransi kendaraan dari Garda Oto adalah pilihan yang tepat untuk mobil kesayangan Anda. Asuransi ini bisa memproteksi kendaraan dari risiko kerusakan dan kehilangan, seperti banjir, bencana alam, bahkan pencurian.