Apa itu Penyakit Skizofrenia? Gejala, Penyebab, dan Obatnya

Apa itu Penyakit Skizofrenia? Gejala, Penyebab, dan Obatnya

Perkembangan zaman tidak hanya memberikan perkembangan dari segi teknologi namun juga dari segi kesehatan seseorang. Banyak manusia yang dimanjakan teknologi memiliki kualitas kesehatan lebih buruk seperti gangguan fisik hingga gangguan mental.

Salah satu gangguan metal dan kejiwaan yang banyak dikeluhkan adalah Skizofrenia. Namanya tak terdengar familiar dan sulit sekali untuk diucapkan. Namun tahukan Anda apa itu gangguan satu ini? Yuk cari tahu bersama.

Mengenal Skizofrenia, Gangguan Kejiwaan Yang Harus Dideteksi Sejak Dini

Skizofrenia merupakan gangguan kejiwaan yang termasuk kronis. Pada gangguan ini penderita dapat merasakan delusi, halusinasi, kekacauan saat berpikir, hingga mengalami perubahan pada sikap sehingga penderita akan sangat kesulitan untuk membedakan kejadian yang nyata dengan kejadian yang hanya ada dalam pikiran mereka.

Sulitnya membedakan antara kejadian nyata dan pikiran kemudian disebut sebagai psikosis. Padahal terminology ini sejatinya berbeda. Pasalnya psikosis hanya sebagian kecil dari gejala gangguan mental yang dimiliki juga sama Skizofrenia.

Penyebab Gangguan Kejiwaan Skizofrenia

Secara pasti penyebab gangguan kejiwaan ini belum dapat ditentukan. Namun, ada beberapa hal yang diidentifikasi menyebabkan penyakit ini, yaitu:

Faktor Keturunan

Keturunan memiliki peran yang besar terjadinya gangguan kejiwaan, termasuk pada Skizofrenia. Bagaimana tidak, keturunan pengidap gangguan jiwa ini akan mempunyai risiko 10 kali lebih tinggi dari manusia normal untuk terkena penyakit serupa.

Jika kedua orang tua mengalami hal yang sama maka risiko akan meningkat sebanyak 40 kali lebih besar dari biasanya. Sementara itu pada anak kembar yang salah satunya terkena maka satunya akan memiliki risiko 50 kali lebih besar dari manusia normal sehingga begitu mengerikannya penyakit gangguan jiwa satu ini.

Komplikasi Saat Kehamilan

Faktor lain yang dapat menyebabkan penyakit ini adalah komplikasi pada saat kehamilan dan persalinan. Hal ini dapat menyebabkan kondisi buruk pada janin dan anak yang dilahirkan. Misalnya saja adanya paparan racun, obat-obatan, hingga virus pada saat kehamilan.

Selain itu, bagi ibu pengidap diabetes, kekurangan nutrisi, hingga pendarahan juga menjadi faktor utama pemicu gangguan kejiwaan. Kondisi persalinan juga berpengaruh besar pada kesehatan anak. Misalkan saja kelahiran prematur dengan berat badan rendah, asfiksia dan juga gejala-gejala lainnya.

Faktor Kimia

Kadar kandungan kimia pada otak manusia juga menjadi penyebab utama gangguan kejiwaan. Di mana adanya ketidakseimbangan antara kadar dopamine dan serotonin pada otak mampu meningkatkan risiko terjadinya gangguan jiwa. Bagaimana tidak, zat kimia ini memiliki fungsi vital yakni untuk mengirimkan sinyal ke bagian-bagian otak yang dikirimkan sebagai neurotransmiter.

Tidak hanya karena zat kimia saja yang berpengaruh. pasalnya, kelainan ini juga akan memiliki perbedaan pada struktur dan fungsi otaknya jika dibandingkan dengan manusia normal. Perbedaan dapat dilihat mulai dari ventrikel lobus hingga masuk ke dalam sel.

Gejala Penyakit Skizofrenia Yang Harus Diketahui

Ada beberapa gejala yang dapat menandakan seseorang terjadi penyakit jiwa satu ini. Berikut merupakan gejala yang umum terjadi:

Gejala Negative

Gejala negative terjadi pada saat seseorang mulai kehilangan kemampuan dan juga sifat yang dimiliki oleh orang normal. Hal tersebut dapat dilihat pada konsentrasi hingga pola tidur. Hal yang paling jelas dapat terlihat dari hilangnya kemauan seseorang untuk bersosialisasi dan akan merasa tidak nyaman saat berada bersama orang lain.

*Baca Juga: Manfaat Asuransi Rawat Jalan untuk Anda dan Keluarga

Ciri-ciri lain yang akan muncul, yaitu perasaan apatis, emosi yang tidak dikendalikan, tidak peduli terhadap diri dan lingkungannya, serta akan menarik diri dari pergaulan sehingga gejala-gejala ini harus diamati sejak dini karena gejalanya hampir tidak terdeteksi karena orang normal pun terkadang akan merasakan hal demikian.

Gejala Positif

Selain gejala negative gangguan jiwa satu ini juga akan memunculkan gejala positif berupa delusi, halusinasi, perubahan pada perilaku, hingga pikiran yang kacau. Dinamakan gejala positif karena sudah pasti dimiliki oleh penderita dan mendeteksinya sudah jelas tidak bersifat abu-abu.

Gejala Tidak Teratur

Gejala ini dapat ditandai dengan adanya ucapan serta pikiran yang tidak teratur. Hal tersebut akan menyebabkan penderita tidak mampu berpikir logis dan juga akan menimbulkan gejala, sikap, gerakan, dan perilaku yang abnormal. Namun, gejala ini akan berbeda antara satu orang dengan lainnya karena ada penderita yang justru hanya mengidap gejala sangat sedikit dan tidak bisa dideteksi.

Pengobatan Skizofrenia

Gangguan kejiwaan ini dapat diobati dengan menggunakan beberapa metode terapi seperti pemberian obat-obatan hingga pemberian terapi psikologis. Biasanya dokter akan meresepkan obat antipsikotik yang berfungsi untuk mempengaruhi transmitter di dalam otak. Pemberian obat ini akan menurunkan kecemasan, dan juga mencegah terjadinya halusinasi serta akan membatu penderita memiliki kemampuan berpikir.

Pemberian obat berfungsi untuk membantu mengurangi atau bahkan menghilangkan gejala yang dialami penderita. Sementara itu pemberian terapi psikologis bertujuan untuk membantu pengidap dapat menemukan cara untuk mengelola pikirannya dalam melakukan aktivitas kerja. Biasanya penderita akan diberikan beberapa metode seperti metode perilaku kognitif, keterampilan perilaku, hingga pemberian remediasi.

*Baca Juga: Vitamin Terbaik untuk Menjaga Daya Tahan Tubuh

Selain itu, biasanya penderita juga akan diberikan terapi menggunakan listrik yaitu ECT. Aliran listrik akan diberikan ke eksternal otak penderita yang sudah dianestesi atau ditidurkan. Hal ini dapat membuat kekacauan pada otak penderita berkurang.

Nah, Anda bisa percayakan perlindungan kesehatan Anda dengan asuransi kesehatan rawat jalan Garda Healthtech yang siap memberikan pelayanan terbaik. Dapatkan jaminan konsultasi online yang dilanjut dengan konsultasi tatap muka. Tidak perlu repot, proses pendaftaran juga mudah dan dapat dilakukan secara online.