Mengenal Lebih Dalam Sistem Pendidikan di Indonesia

Sebagian orang mungkin belum familier mengenai sistem pendidikan di Indonesia. Secara umum, ada 4 jenjang sistem pendidikan nasional atau bisa dikatakan sebagai wajib belajar 12 tahun dimulai dari Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Pendidikan Dasar (SD dan SMP), Pendidikan Menengah (SMA/SMK), dan Pendidikan Tinggi (Kuliah). Setiap sistem pendidikan di Indonesia memiliki konsep yang berbeda beda.

Sekolah-sekolah tersebut dikelola oleh kementerian yang berbeda berdasarkan tingkatannya. Untuk Pendidikan Dasar dan juga Menengah, Kementerian Pendidikan Dasar Menengah dan Kebudayaan yang bertanggung jawab atas kedua jenjang pendidikan tersebut. Sementara itu, Pendidikan Tinggi akan dikelola oleh Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi.  Sistem pendidikan di Indonesia ini dibuat untuk memberikan sikap positif, menambah pengetahuan akademis, dan juga mengasah keterampilan setiap siswa sejak dasar.

Sejarah Sistem Pendidikan di Indonesia

Sistem pendidikan di Indonesia terus mengalami perubahan seiring berjalannya waktu. Perubahan ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti perubahan pemerintahan dan kondisi ekonomi negara. Berikut sejarah dan perkembangan sistem pendidikan Indonesia dari waktu ke waktu.

1. Era Kolonial

Saat Indonesia masih dijajah oleh Belanda dan Jepang, pendidikan dimulai dengan adanya Sekolah Rakyat. Namun, hanya masyarakat Indonesia dengan kedudukan sosial tertentu saja yang bisa mengakses pendidikan pada waktu itu.

2. Era Pasca Kemerdekaan

Setelah Indonesia merdeka, pendidikan menjadi hak semua warga negara. Pada masa pemerintahan Soekarno dan Hatta, sistem pendidikan mulai mengadopsi pendidikan sekuler. Meski demikian, pendidikan keagamaan tetap menjadi perhatian.

3. Era Order Baru

Di bawah pemerintahan Soeharto, pendidikan dititikberatkan pada pembangunan karakter murid melalui berbagai program seperti P4, normalisasi kehidupan kampus, dan KKN bagi mahasiswa.

4. Pasca Reformasi

Setelah reformasi, terjadi perubahan dalam peraturan dan kebijakan pendidikan, serta peningkatan kualitas guru melalui sertifikasi. Pendidikan karakter dan UN juga menjadi fokus perhatian.

5. Sistem Pendidikan Indonesia Saat Ini

Di era Presiden SBY dan Jokowi, pemerintah menetapkan bahwa setiap anak berhak mendapatkan pendidikan setara. Program BOS dan beasiswa Bidik Misi diberikan kepada anak murid yang tidak mampu. Jokowi juga menekankan pada peningkatan kualitas SDM untuk bersaing di kancah global.

Sistem Pendidikan yang Diterapkan di Indonesia 

Sistem pengajaran yang ada di Indonesia terbagi menjadi beberapa kategori. Salah satunya yang banyak diterapkan yaitu sistem yang berorientasi pada nilai. Para pelajar akan ditekankan bagaimana bersikap jujur, disiplin terhadap waktu, tanggung jawab, dan juga diberikan motivasi yang tinggi untuk mencapai cita-cita. Untuk itu, siswa akan diajarkan PkN pada tingkat Pendidikan Menengah sampai ke Pendidikan Tinggi.

Selain itu, ada juga sistem yang menganut konsep pendidikan terbuka. Peserta didik pada sistem yang satu ini dituntut untuk bersaing dengan teman agar berpikiran inovatif serta kreatif. Tak berhenti sampai di situ saja, ada juga sistem pendidikan di Indonesia yang cukup beragam yang diterapkan di tanah air. Sistem pendidikan di tanah air juga digolongkan menjadi beberapa bagian, mulai dari non formal, informal, dan juga formal.

Biasanya, waktu belajar yang ada sudah ditetapkan agar bisa memaksimalkan proses belajar anak sekolah. Terlebih pada materi pelajaran yang disampaikan karena waktunya kurang sesuai, terlalu singkat maupun lama. Maka dari itu, sistem pendidikan ini didesain secara khusus agar KBM lebih efektif. Dalam sistem pendidikan, maka perlu adanya penyesuaian kurikulum sesuai perubahan zaman.

Tujuannya untuk menyesuaikan keadaan pendidikan sekarang, mengevaluasi kinerja tenaga pendidik, memperbaiki sarana dan prasarana sekolah, dan lain sebagainya. Dengan adanya upaya ini, diharapkan sistem pendidikan di Indonesia bisa lebih bersaing dan mengimbangi negara lain di ASEA, sehingga peserta didik bisa mendapatkan pendidikan layak yang terbaik.

Apa pun sistem yang diterapkan, tentunya akan dibuat dengan maksimal untuk memberikan pengetahuan lebih pada peserta didik. Dengan sistem belajar yang tepat akan membuat siswa menjadi lebih kreatif, inovatif, dan juga aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

Jenjang Program dan Jenis Pendidikan di Indonesia 

Secara umum jenjang pendidikan di Indonesia terdiri dari 4 jenjang. Berikut jenjang sistem pendidikan nasional.

1. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

PAUD adalah awal perjalanan pendidikan bagi si kecil. Di sini, mereka diajak untuk belajar dan bermain dengan gembira. Tujuan utamanya adalah merangsang perkembangan fisik, emosional, sosial, dan kognitif anak-anak di bawah usia 6 tahun.

2. Pendidikan Dasar (SD)

Setelah melalui tahap PAUD, jenjang berikutnya adalah pendidikan dasar. Jenjang pendidikan ini terbagi menjadi dua bagian utama, yakni Sekolah Dasar (SD) selama 6 tahun dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) selama 3 tahun. Bagi anak-anak di Indonesia, pendidikan dasar ini wajib diikuti.

3. Pendidikan Menengah (SMA/SMK)

Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, pintu gerbang menuju pendidikan menengah terbuka lebar. Siswa dapat memilih untuk melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas (SMA) atau Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) selama 3 tahun. SMA lebih menitikberatkan pada ilmu pengetahuan dan akademik, sementara SMK mempersiapkan siswa untuk memasuki dunia kerja dengan keterampilan vokasional yang kuat.

4. Pendidikan Tinggi

Di sini, tersedia beragam program seperti diploma, sarjana, magister, dan doktoral yang ditawarkan oleh universitas dan institusi pendidikan tinggi lainnya. Ini adalah tahap di mana para siswa dapat mengejar minat dan ambisi akademis mereka untuk membentuk masa depan yang cerah.

Mengenal Kurikulum di Indonesia 

Dari zaman penjajahan hingga era modern, kurikulum di Indonesia telah mengalami transformasi yang mencerminkan perubahan sosial, politik, dan kebutuhan pendidikan. Berikut adalah kurikulum yang pernah dan tengah berlaku di Indonesia:

1. Rentjana Pelajaran 1947 (Kurikulum 1947)

Kurikulum ini lahir di tengah pergolakan pasca-kemerdekaan. Misi utamanya adalah membentuk karakter yang kokoh bagi generasi penerus bangsa, meski lebih menekankan pada pembentukan watak daripada pengetahuan akademik.

2. Rentjana Pelajaran Terurai 1952 (Kurikulum 1952)

Penyempurnaan dilakukan untuk mengaitkan materi pembelajaran dengan kehidupan sehari-hari masyarakat. Guru pun hanya mengajar satu mata pelajaran untuk memastikan fokus dan kedalaman pembelajaran.

3. Rentjana Pendidikan 1964 (Kurikulum 1964)

Muncul konsep Pancawardhana yang menekankan pada pengembangan moral, kecerdasan, emosional, keterampilan, dan jasmani. Hari Sabtu pun menjadi waktu bagi siswa untuk mengeksplorasi minat dan bakat mereka.

4. Kurikulum 1968

Tujuan utama kurikulum ini adalah membentuk manusia Pancasila yang unggul dalam segala aspek kehidupan. Sistem penjurusan dimulai di kelas 2 SMU, memberikan arah bagi siswa dalam mengejar minat dan potensi.

5. Kurikulum 1975

Diluncurkan bersamaan dengan program pembangunan Repelita, kurikulum ini menekankan efisiensi dan efektivitas pendidikan. Namun, muncul kritik terhadap kepadatan materi pembelajaran.

6. Kurikulum 1984

Diperkenalkan sebagai respons terhadap tuntutan akan kemajuan pendidikan, kurikulum ini menambahkan mata pelajaran Pendidikan Sejarah Perjuangan Bangsa (PSPB).

7. Kurikulum 1994 dan Suplemen Kurikulum 1999

Kombinasi dari dua kurikulum sebelumnya, namun mendapat kritik karena padatnya materi pembelajaran. Meski demikian, pengenalan muatan lokal menjadi nilai tambah bagi keberagaman budaya Indonesia.

8. Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) 2004

Perubahan besar terjadi dengan pengenalan pendekatan kompetensi. Dalam kurikulum ini, siswa didorong untuk mengembangkan kemampuan sesuai dengan kebutuhan zaman.

9. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006

Kurikulum ini memberi keleluasaan bagi sekolah untuk mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan lokal. Standar kompetensi menjadi panduan, sementara implementasinya disesuaikan dengan kondisi sekolah dan siswa.

10. Kurikulum 2013 (K-13)

Pengenalan pendekatan saintifik dan pembelajaran berbasis kompetensi menjadi ciri khas Kurikulum 2013. Penilaian dalam kurikulum ini mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, sikap, dan perilaku guna menciptakan siswa yang siap menghadapi tantangan abad ke-21.

11. Kurikulum Merdeka

Diluncurkan sebagai solusi atas krisis pembelajaran yang ditimbulkan oleh pandemi, kurikulum ini menekankan pengembangan minat dan bakat anak sejak dini. Kurikulum ini juga memberi mereka waktu dan ruang untuk tumbuh dan berkembang.

Tantangan Sistem Pendidikan di Indonesia 

Semua tentu sepakat bahwa pendidikan adalah salah satu kunci untuk masa depan yang lebih cerah. Namun harus diakui, masih banyak tantangan yang perlu dihadapi untuk mencapai pendidikan yang berkualitas bagi semua. Berikut beberapa tantangan sistem pendidikan di Indonesia:

1. Aksesibilitas dan Kesetaraan

Di beberapa daerah di Indonesia, masih terdapat daerah-daerah terpencil yang kesulitan dalam mengakses pendidikan karena keterbatasan infrastruktur dan transportasi. Selain itu, biaya pendidikan juga masih menjadi hambatan bagi beberapa keluarga.

2. Kualitas Pendidikan

Meski sudah ada kemajuan, namun masih terdapat kesenjangan dalam kualitas pendidikan antara daerah perkotaan dan pedesaan. Guru-guru juga perlu mendapatkan pelatihan dan pengembangan profesional yang lebih baik agar dapat memberikan pendidikan yang berkualitas. Selain itu, kurikulum juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja agar lulusan dapat siap menghadapi tantangan dunia kerja.

3. Teknologi Pendidikan

Kemajuan teknologi telah membawa manfaat besar dalam pendidikan. Sayangnya, masih terdapat daerah-daerah yang belum memiliki akses internet dan listrik yang memadai. Hal ini memengaruhi kemampuan siswa dalam mengakses pembelajaran daring.

4. Pendidikan Inklusif

Siswa berkebutuhan khusus perlu mendapat dukungan dan fasilitas yang memadai untuk bisa belajar dengan baik. Sayangnya, masih ada kesenjangan dalam akses pendidikan bagi mereka. Kesadaran masyarakat dan guru perlu ditingkatkan agar semua siswa dapat diterima dengan baik di lingkungan pendidikan. Fasilitas dan materi pembelajaran juga perlu disesuaikan dengan kebutuhan siswa.

Lindungi Masa Depan Pendidikan Anak dengan Asuransi Garda Edu 

Pendidikan adalah investasi penting yang harus dipersiapkan dengan baik. Namun, terkadang kehidupan tidak selalu berjalan sesuai rencana. Kecelakaan bisa terjadi kapan saja dan kepada siapa saja, tanpa pandang usia atau status sosial. Oleh karena itu, penting untuk melindungi pendidikan anak dari risiko kecelakaan dengan asuransi Garda Edu.

Asuransi Garda Edu memberikan perlindungan atas biaya pendidikan anak apabila tertanggung meninggal dunia atau mengalami cacat tetap akibat kecelakaan. Perlindungan ini tidak hanya memberikan jaminan finansial bagi keluarga yang ditinggalkan, tetapi juga memastikan bahwa pendidikan anak tetap terjamin meskipun ada kejadian yang tidak terduga.

Kecelakaan yang terjadi pada diri Anda bisa berdampak luas, terutama pada kondisi keuangan keluarga. Biaya perawatan medis, pemulihan, dan bahkan hilangnya penghasilan jika harus absen dari pekerjaan bisa memberikan tekanan finansial yang besar. Jika kecelakaan menyebabkan kematian atau cacat tetap, hal ini dapat mengganggu perencanaan keuangan keluarga, termasuk dana pendidikan anak.

Dengan Garda Edu, Anda telah mengambil langkah penting untuk melindungi masa depan pendidikan anak. Asuransi ini memberikan perlindungan finansial untuk mengatasi dampak kecelakaan yang tidak terduga.

Jangan biarkan risiko kecelakaan menghambat cita-cita pendidikan anak. Lindungi masa depan pendidikan mereka dengan asuransi Garda Edu, karena investasi terbaik adalah investasi untuk masa depan mereka.