Waspadai Bahaya Microsleep saat Berkendara di Sini!

Waspadai Bahaya Microsleep saat Berkendara di Sini!

Kantuk merupakan kondisi wajar yang terjadi ketika tubuh merasa penat atau lelah ketika beraktivitas. Merasakan kantuk ketika menjelang malam hari adalah hal lazim karena tubuh memang harus beristirahat usai beraktivitas seharian. Namun, mengantuk saat berkendara tentu tidak boleh diremehkan karena berisiko menyebabkan microsleep.

Mayoritas orang masih belum memahami apa itu microsleep, penyebab, serta bahayanya ketika berkendara. Ulasan lengkap ini akan menambah wawasan Anda tentang microsleep sehingga Anda dapat menyikapinya secara bijak sewaktu berkendara.

Definisi Microsleep 

Microsleep adalah kondisi hilangnya kesadaran seseorang akibat rasa kantuk yang hebat saat beraktivitas. Kini, istilah microsleep juga kerap digunakan untuk menyebut situasi ketika pengemudi tertidur kurang dari 30 detik karena tidak mampu menahan kantuk. Ketika mengalami hal tersebut, pengemudi biasanya tidak menyadari atau menyangkal bahwa dirinya tidak mampu berkendara akibat respon, kontrol, dan refleks tubuh yang menurun drastis.

Bahaya Microsleep saat Berkendara

Microsleep bukanlah hal yang berbahaya jika Anda mengalaminya saat sedang bersantai di rumah atau menjelang waktu tidur di malam hari. Namun, tidak demikian halnya bila hal tersebut terjadi ketika Anda sedang melakukan aktivitas lainnya, seperti mengoperasikan alat berat atau berkendara. Kecelakaan lalu lintas adalah salah satu dampak microsleep saat berkendara yang dampaknya sangat fatal.

Survei terkait microsleep pernah dilakukan PT Hutama Karya (Persero) untuk mengamati data kecelakaan pada proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Pengamatan yang dilakukan pada Agustus hingga Oktober 2022 di 3 ruas JTTS terpanjang tersebut mengungkap bahwa 43% dari 68 kecelakaan lalu lintas atau sebanyak 29 kasus dipicu faktor microsleep.

Kondisi microsleep saat berkendara memicu beberapa risiko sebagai berikut:

  • Membahayakan keselamatan pengemudi maupun penumpang jika terjadi kecelakaan lalu lintas.
  • Meningkatkan risiko kecelakaan beruntun sehingga membahayakan keselamatan pengguna jalan raya lainnya, khususnya bila kecelakaan terjadi di jalanan yang ramai.
  • Merugikan lingkungan di sekitar lokasi kecelakaan, terutama jika ada bangunan, orang, infrastruktur jalan, atau objek lainnya yang turut terkena dampak kecelakaan.
  • Menghambat lalu lintas sehingga menimbulkan kemacetan parah.

Kenali Gejala Microsleep 

Sebenarnya, microsleep saat berkendara tidak terjadi secara mendadak. Beberapa gejala ini kerap terjadi sewaktu pengemudi mengalami microsleep:

  • Kedua kelopak mata terasa sangat berat seakan ingin menutup.
  • Menguap dan atau berkedip terus-menerus.
  • Fokus hilang sehingga sulit menjaga jarak dengan kendaraan lain dan tidak memerhatikan rambu-rambu lalu lintas.
  • Bingung saat diajak berkomunikasi.
  • Kesulitan atau sama sekali tidak memahami isi pembicaraan orang di sekitarnya.
  • Tidak sadar kalau sudah menjatuhkan barang-barang yang sedang dipegang.
  • Kontrol atas gerakan tubuh menurun sehingga rentan mengalami sensasi jatuh.
  • Bangun mendadak dalam keadaan tersentak atau kaget.
  • Tidak menyadari hal yang sedang terjadi meskipun tidak melamun. Lebih parahnya lagi, orang yang mengalami microsleep biasanya tidak sadar bahwa dirinya baru saja mengalami tidur singkat. Fenomena ini terjadi karena otak manusia baru mengenali sesi tidur setelah melakukannya selama lebih dari 1 menit sedangkan microsleep berlangsung kurang dari 30 detik.

Penyebab Microsleep 

Microsleep saat berkendara biasanya dipicu beberapa penyebab berikut ini:

  • Pengemudi berkendara dalam waktu lebih dari 2 jam nonstop otak dan otot mengalami kelelahan parah kemudian stamina menurun. Penyebab microsleep ini rentan terjadi ketika harus menempuh perjalanan jauh, misalnya saat liburan atau mudik.
  • Kondisi jalanan yang monoton (misalnya jalan tol yang lurus, lancar, dan amat panjang) membuat fokus pengemudi menurun dan mudah mengantuk.
  • Konsumsi obat-obatan tertentu yang memicu efek samping berupa kantuk, misalnya antihistamin.
  • Stamina pengemudi memang kurang memadai sejak awal perjalanan akibat berbagai faktor, seperti kurang tidur, kebiasaan bergadang, rutinitas bekerja pada shift malam, stres, atau sakit.

Cara Mencegah dan Mengatasi Microsleep 

Setelah mengenal apa itu microsleep, niscaya Anda lebih bijak mengantisipasinya ketika berkendara. Jangan mengabaikan microsleep hanya karena ingin tiba di tempat tujuan dalam waktu singkat. Ingatlah bahwa keselamatan berkendara harus menjadi prioritas dalam setiap perjalanan Anda. Lakukan upaya mencegah dan mengatasi microsleep yang efektif supaya keselamatan perjalanan Anda terjamin.

Kecenderungan microsleep saat berkendara bisa dicegah jika Anda melakukan hal-hal preventif, yaitu:

  • Siapkan kondisi fisik semaksimal mungkin: hal pertama yang harus Anda lakukan untuk mencegah microsleep adalah menjaga stamina tubuh sebelum berkendara. Pastikan bahwa Anda mengonsumsi makanan bergizi dengan jumlah seimbang. Konsumsi makanan berlebihan sebelum berkendara bisa menyebabkan Anda mengantuk karena gula darah meningkat drastis. Selain itu, usahakan untuk berolahraga secara teratur beberapa minggu sebelum menempuh perjalanan jauh. Olahraga dapat memaksimalkan suplai oksigen ke otak sehingga risiko microsleep dapat diminimalkan.
  • Tidur cukup sebelum menempuh perjalanan jauh: bukan hanya asupan makanan bergizi dan olahraga teratur yang dapat membantu mencegah Anda juga membutuhkan waktu tidur yang cukup selama 7 hingga 8 jam per hari untuk menjaga stamina jelang menempuh perjalanan jauh. Kurang tidur dapat menurunkan fokus dan membuat tubuh rentan lelah sehingga rasa kantuk ketika berkendara tak bisa dihindari lagi.
  • Hindari konsumsi alkohol dan obat-obatan sesaat sebelum berkendara: banyak orang tidak menyadari kalau alkohol dan obat-obatan tertentu dapat memengaruhi fokus saat beraktivitas. Itulah sebabnya Anda patut menghindari konsumsi alkohol dan obat-obatan untuk mengurangi risiko mengantuk selama mengemudikan kendaraan.
  • Siapkan air minum: jangan menyepelekan manfaat air minum ketika berkendara. Konsumsi air mineral dapat memberikan suplai oksigen ke otak sehingga Anda merasa lebih segar. Sebaliknya, tubuh yang dehidrasi membuat asupan oksigen ke otak berkurang sehingga Anda sulit fokus dan rentan mengantuk.
  • Nikmati camilan di sela perjalanan: menyantap camilan selama berkendara juga terbilang ampuh mencegah microsleep. Gerakan rahang yang mengunyah makanan akan menstimulasi otak untuk tetap aktif sehingga tidak rentan mengantuk sewaktu mengemudi. Anda bisa memilih camilan yang praktis dan tidak terlalu mengenyangkan selama berkendara, misalnya buah potong, biskuit, permen, atau kacang panggang.
  • Dengarkan alunan musik saat berkendara: salah satu cara menyenangkan untuk mencegah microsleep saat berkendara adalah mendengarkan alunan musik. Sebuah studi berkaitan dengan kebiasaan berkendara juga menyatakan bahwa musik efektif meningkatkan kewaspadaan mental sehingga pengemudi tetap fokus selama menempuh perjalanan. Musik berirama cepat sangat direkomendasikan untuk menemani perjalanan karena membuat Anda merasa bersemangat ketika mengemudi.
  • Ngobrol dengan penumpang: distraksi bersifat positif untuk mencegah microsleep bisa dilakukan dengan mengobrol bersama para penumpang. Proses mengobrol akan membuat otak tetap aktif sehingga tidak terjebak dalam aktivitas berkendara yang terasa monoton. Topik obrolan lucu yang mengundang tawa juga bermanfaat untuk menambah suplai oksigen ke otak sebagai upaya pencegah kantuk.
  • Beristirahat sejenak di rest area: cara jitu lainnya untuk mencegah microsleep adalah beristirahat sejenak di rest area meskipun Anda tidak mengantuk. Luangkan waktu untuk melakukan peregangan otot dan bersantai sebentar sebelum melanjutkan perjalanan. Berhenti di rest area membuat Anda lebih leluasa untuk tidur daripada berhenti secara darurat di jalur paling kiri hanya karena kantuk yang tidak tertahankan.
  • Utamakan waktu berkendara sesuai kebiasaan: setiap orang memiliki kondisi fisik terbaik yang berbeda-beda satu sama lain. Contohnya, orang-orang yang terbiasa bangun pagi (morning person) lebih cocok mengemudi jarak jauh pada pagi hari karena fisiknya sedang dalam kondisi paling prima. Sebaliknya, orang-orang yang terbiasa tidur larut lebih cocok mengemudi jarak jauh pada malam hari karena kondisi fisiknya pun memadai sehingga tak mudah mengantuk. Alangkah lebih baik jika Anda memilih waktu berkendara secara cermat untuk mencegah

Bila Anda telanjur merasakan kantuk ketika berkendara, maka lakukan beberapa cara mengatasi microsleep sebagai berikut:

  • Menepikan kendaraan: pertolongan pertama pada rasa kantuk sewaktu berkendara adalah menepikan kendaraan ke lajur paling kiri. Proses ini harus dilakukan secara hati-hati, terutama jika situasi jalanan sedang padat. Menepikan kendaraan membuat Anda bisa beristirahat sejenak bila lokasi rest area masih jauh. Selanjutnya, posisikan jok mobil menjadi lurus agar Anda bisa melakukan power nap, yaitu tidur singkat selama 10 hingga 20 menit. Setelah terbangun dari tidur singkat, lakukan peregangan otot terlebih dahulu sebelum melanjutkan perjalanan.
  • Mengemudi secara bergantian dengan penumpang: jika Anda hendak mengemudi untuk menempuh perjalanan jauh dengan mobil. Alangkah lebih baik kalau ada minimal satu penumpang lainnya yang bisa mengendarai mobil. Dengan demikian, Anda dan penumpang tersebut bisa mengemudi secara bergantian untuk meminimalkan kelelahan. Cara mengatasi microsleep ini kerap menjadi pilihan utama karena tidak menghambat waktu tempuh ke tempat tujuan.
  • Meluangkan waktu untuk tidur: setelah berhasil mencapai rest area dalam kondisi mengantuk, sebaiknya Anda lekas meluangkan waktu untuk tidur. Sisihkan waktu kurang lebih 1 hingga 2 jam untuk mendapatkan kualitas tidur yang memadai. Nantinya, Anda akan merasa segar saat bangun tidur dan siap melanjutkan perjalanan.
  • Mengonsumsi minuman berkafein: minuman berkafein seperti kopi dapat membantu Anda mengatasi microsleep. Tubuh akan terasa lebih segar dan bebas kantuk 30 menit pasca mengonsumsi kopi. Manfaat kafein untuk menghilangkan kantuk tentu berbeda-beda pada setiap orang, tetapi pada umumnya efek tersebut bertahan selama 5 hingga 6 jam. Kendati demikian, bukan berarti Anda bisa terus-terusan mengandalkan kafein selama berkendara jarak jauh. Sudah sepatutnya Anda meluangkan waktu tidur untuk mengembalikan stamina yang berkurang selama berkendara.

Upaya Pemerintah Mencegah Kecelakaan Lalu Lintas Akibat Microsleep

Antisipasi microsleep bukan hanya tanggung jawab masing-masing individu sebagai pengemudi. Tingginya angka kecelakaan lalu lintas yang disebabkan faktor tersebut membuat pemerintah berupaya melakukan pencegahan melalui Operasi Microsleep. Terobosan ini merupakan bagian dari sosialisasi keselamatan berkendara bertajuk “Selamat Sampai Tujuan” (SETUJU).

Pihak yang menggagas operasi tersebut adalah PT Hutama Karya selaku pelaksana proyek Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Operasi Microsleep yang digelar pada Oktober 2022 dilaksanakan secara serentak pada tiga ruas tol terpanjang JTTS. Alhasil, terdapat lebih dari 300 kendaraan yang diarahkan ke rest area untuk meminimalkan risiko kecelakaan. Di samping itu, ratusan porsi kopi dan camilan juga dibagikan kepada para pengemudi untuk menghalau rasa kantuk.

Kewaspadaan dalam berkendara tak sekadar tentang upaya mencegah microsleep. Ada langkah antisipasi lainnya yang patut Anda lakukan untuk mengantisipasi risiko saat berkendara, yaitu kepemilikan asuransi perjalanan. Kini, Garda Trip hadir sebagai asuransi yang memberikan perlindungan perjalanan domestik maupun internasional dengan berbagai manfaat yang mendukung kenyamanan traveling.

Ada beberapa perlindungan risiko terkait berbagai gangguan perjalanan yang bisa Anda dapatkan dari Garda Trip, seperti pembatalan dan keterlambatan, penyakit dan cedera yang muncul saat melakukan perjalanan, kecelakaan diri, sampai dengan jaminan bagasi dan barang pribadi. Rasakan pengalaman perjalanan yang nyaman dan bebas kekhawatiran dengan dukungan proteksi terbaik persembahan Garda Trip.